Jumat, 25 Juni 2021

Gerakan Islam Minimalis (Islam Wektu Siji)

(Saya, Ahmad Nur Syifa Al-Kedurusi bertanggung jawab penuh akan akibat dari ijtihad/pemikiran ini dihadapan Allah. Mohon tidak komentar, sebab komentar dalam tulisan ini akan kami hapus, agar tidak menimbulkan perdebatan yang tidak perlu)

Dari jutaan pemeluk Islam di Indonesia, berapa yang mengamalkan sholat 5 waktu? Pasti sedikit, tidak lebih dari 20% atau malah kurang. Ya, sholat memang ibadah yang –entah kenapa orang pada malas melakukannya. Bisa dengan alasan sibuk atau alasan tetek bengek lainnya. Lalu dalam tulisan saya kali ini ingin membangkitkan gairah sholat bagi pemeluk Islam yang belum melaksanakan sholat sama sekali. Saya menamakan gerakan ini sebagai Gerakan Islam Minimalis atau Islam Wektu Siji, atau Islam sholat 1 (satu) kali sehari saja, tidak 5 kali karena itu masih terlalu berat. Nanti diharapkan setelah mencoba sekali dan mampu menikamti lekezatan sholat, maka yang bersangkutan akan menambah porsi sholatnya sehingga bisa 5 kali sehari. Apa alasan gerakan ini saya sampaikan kepada sampeyan yang belum sholat, agar jumlah pemuluk "Islam KTP" di Indonesia berkurang dan membuat dunia Islam semakin semarak. Menilik sejarahnya Rosul Muhammad wahyu perintah sholat oleh Allah menurut Al-quran tidak menyertakan jumlah serta waktunya. Sholat dengan 5 waktu (Subuh, dhuhur, ashar, magrib dan Isya) adalah murni gagasan pribadi Rosul. Oleh karena gagasan, maka jumlah waktu itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi bangsa Arab saat itu. Perlu diketahui bahwa saat turunnya Islam  terjadi pada saat jaman kebodohan|(jahiliyah) dan situasi perang dengan kaum quraish yang memerangi dakwah. Coba kita perhatikan, bukankah cara berbaris dalam sholat dengan 1 imam didepan itu mirip dengan barisan perang? Dan alasan seruan adzan 5 kali sehari itu mungkin dibuat sebagai  latihan komando untuk berperang melawan nafsu. Mari kita sholat, agar bila nantinya pengadilan akherat itu ada, maka kita sudah siap, bila ternyata orang mati tak dapat dibangkitlkan kembali untuk dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya selam hidup didunia, kita tidak rugi, hitung hitung sholat kita itu, untuk relaksasi spiritual/meditasi. Sekian dan Ihdinas sirothol mustakim.***   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar