Kamis, 24 Juni 2021

Prinsip Lelaku Tasawuf Budhiroso

 


Apa itu Tasawuf Budhiroso?

Zikir Al-Iqro

Zikir adalah proses pemurnian hati, pembersihan dan pelepasan. Orang-orang yang melakukan zikir bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan melantunkan lafaz dzikir. Dzikir aliran kebathinan Budhiroso yang paling utama adalah dengan menyebut asma Allah, malaikat Jibril dan nama diri pribadi, misalkan Ya Allah Ya Jibril Ya Rosul Ya Joko (misalkan nama anda Joko)  

Fikr (Meditasi)

Saat pikiran bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke dalam diri dengan berkonsesntrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan kegiatan mental dari dunia eksternal menuju esensi diri. Meditasi dalam kebathinan Budhiroso adalah Meditasi Samadi, meditasi Alowo dan Meditasi Obori..

Sahr (Bangkit)

Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan kesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai proses mendengarkan hati, dan proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi. Budhroso menyarankan untuk bangkit memberi pitutur atau saran untuk menuju kebaikan bersama.

Ju'i (Merasa Lapar)

Merasakan lapar hati dan pikiran untuk bertahan mencari dan mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri. Berhentilah makan sebelum kenyang, sebab sumber segala penyakit adalah isi perut.

Shumt (Menikmati Keheningan)

Berhenti berpikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini merupakan proses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan eksternal menuju Tuhan. Sempatkan bersunyi diri, sejenak hindari keramaian. Coba layari dunia dalam gelap/sunyi, dengarkan nyanyian alam yaitu suara angin, suara belalang dan jengkerik dimalam hari.

Shawm (Puasa)

Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eskternal. Dengan berpuasa akan terasa nikmat makanan pemberian Allah.

Khalwat (Bersunyi Sendiri)

Berdoa dalam kesunyian, baik secara eksternal maupun internal dan melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain atau di tengah orang banyak. Budhiroso memilih jalan bertafakur, menghayati kehidupan yang telah dijalani. Untuk selanjutnya melangkah lagi menjadi lebih baik.

Khidmat ( Melayani)

Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang menemukan jalan jiwa untuk pelayanan dan pertumbuhan diri. Penganut kebathinan Budhiroso harus terbuka pada orang yang sedang mencari kebenaran. Bisa memberikan kerelaan diri untuk berbagi nilai nilai kehidupan.

 

(Disadur dan diolah dari Profesor Angha dalam The Hidden Angels of Life)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar