Apa itu Tasawuf Budhiroso?
Zikir Al-Iqro
Zikir adalah proses pemurnian hati, pembersihan dan pelepasan. Orang-orang yang melakukan zikir bertujuan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan melantunkan lafaz dzikir. Dzikir aliran kebathinan Budhiroso yang paling utama adalah dengan menyebut asma Allah, malaikat Jibril dan nama diri pribadi, misalkan Ya Allah Ya Jibril Ya Rosul Ya Joko (misalkan nama anda Joko)
Fikr (Meditasi)
Saat pikiran bingung atau bertanya-tanya, pusatkan perhatian ke
dalam diri dengan berkonsesntrasi di satu titik. Meditasi yaitu perjalanan
kegiatan mental dari dunia eksternal menuju esensi diri. Meditasi dalam
kebathinan Budhiroso adalah Meditasi Samadi, meditasi Alowo dan Meditasi Obori..
Sahr (Bangkit)
Membangkitkan jiwa dan tubuh sebagai proses mengembangkan
kesadaran mata dan telinga. Selain itu juga sebagai proses mendengarkan hati,
dan proses meraih akses menuju potensi diri yang tersembunyi. Budhroso menyarankan
untuk bangkit memberi pitutur atau saran untuk menuju kebaikan bersama.
Ju'i (Merasa Lapar)
Merasakan lapar hati dan pikiran untuk bertahan mencari dan
mendapatkan suatu kebenaran. Proses ini melibatkan hasrat dan keinginan yang
mendalam untuk tetap tabah dan sabar mencari jati diri. Berhentilah makan
sebelum kenyang, sebab sumber segala penyakit adalah isi perut.
Shumt (Menikmati Keheningan)
Berhenti berpikir dan mengatakan hal yang tidak perlu. Kedua ini
merupakan proses menenangkan lidah dan otak serta mengalihkan dari godaan
eksternal menuju Tuhan. Sempatkan bersunyi diri, sejenak hindari keramaian.
Coba layari dunia dalam gelap/sunyi, dengarkan nyanyian alam yaitu suara angin,
suara belalang dan jengkerik dimalam hari.
Shawm (Puasa)
Tidak hanya tubuh yang berpuasa melainkan pikiran juga. Proses ini termasuk puasa fisik, bermanfaat untuk melepaskan diri dari hasrat dan keinginan otak serta pandangan atau persepsi indera eskternal. Dengan berpuasa akan terasa nikmat makanan pemberian Allah.
Khalwat (Bersunyi Sendiri)
Berdoa dalam kesunyian, baik secara eksternal maupun internal
dan melepaskan diri. Bersunyi sendiri tetap bisa juga dekat dengan orang lain
atau di tengah orang banyak. Budhiroso memilih jalan bertafakur, menghayati kehidupan
yang telah dijalani. Untuk selanjutnya melangkah lagi menjadi lebih baik.
Khidmat ( Melayani)
Menyatu dengan kebenaran Tuhan. Seseorang menemukan jalan jiwa
untuk pelayanan dan pertumbuhan diri. Penganut kebathinan Budhiroso harus
terbuka pada orang yang sedang mencari kebenaran. Bisa memberikan kerelaan diri
untuk berbagi nilai nilai kehidupan.
(Disadur dan diolah dari Profesor Angha dalam The Hidden
Angels of Life)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar