Senin, 23 Maret 2020

Virus Korona Covid-19 merebak, saatnya menyendiri

Virus Korona Baru, timbul Akibat Keserakahan Umat Manusia.
Sobat, dunia saat ini mengalami apa yang disebut orang tua jaman dulu sebagai wabah penyakit pagebluk Suatu penyakit yang mematikan. yang diibaratkan sebagai "sore sakit paginya mati", "pagi sakit sorenya mati". Pagebluk Korona yang disebabkan oleh -tergolong virus "flu" ini, menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan seseorang sulit bernafas karena bukan sakit pneumonia biasa. Sampai saat ini, Maret 2020 belum ditemukan obatnya. Para ahli kesehatan hanya memberikan obat yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh saja, belum bereaksi langsung menyerang keberadaan virus itu sendiri. Virus yang berasal dari kota Wuhan di Tiongkok ini sebelumnya memiliki inang pada tubuh kelelawar, lantas berpindah ke manusia melalui asupan makanan.Sekarang kita tahu bahwa binatang bertaring memiliki pertahanan diri bila terus dieksploitasi keberadaannya.Itu berarti kita harus waspada pada asupan gizi yang nyeleneh yang berasal dari daging binatang yang bertaring.Sobat, kita bertanya kenapa semua ini terjadi dan amat mematikan umat manusia. Tak lain karena kita telah lupa pada apa yang disebut dengan keserakahan mengesksplotsi sumber daya alam dengan berlebihan. Apa yang kita bangga-banggakan dengan jor joran pertumbuhan ekonomi suatu negara misalnya hal itu hanya akan menyebabkan kita segera mengakhiri kehidupan di planet bumi. Buat apa bila pertumbuhan ekonomi tinggi yang hanya mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan akan mengakibatkan berbagai kepincangan kehidupan mahluk lain hingga musnahnya spesies hewan karena perburuan liar, juga bisa disimak disini -semisal, gajah  masuk area perkebunan karena lahan habitat kehidupannya menyempit, macan masuk ke perkampungan karena kelaparan sebab kehilangan bahan buruan di hutan, minyak bumi yang terus ditangguk dari perut bumi yang berakhir ke meningkatnya polusi udara yang berakhir ke efek rumah kaca hingga mencairnya bukit es di antartika yang dalam jangka panjang akan meningkatkan permukaan air laut, hutan habis dibabat sehingga gundul dan menyebabkan banjir bandang, belum lagi pertumbuhan penduduk dunia yang terus meningkat sehingga butuh pemukiman yang menutupi tanah resapan dan terus meningkatnya pengaspalan jalan hingga yang menyebabkan banjir. Bukankah wabah Korona ini mengetuk hati nurani kita agar kita senantiasa berhati hati dalam mengkesploitasi alam. Bukankah wabah ini meningatkan kita akan kepedulian pada keberadaan mahluk lain, yaitu binatang - yang diciptakan oleh Tuhan sebagai sisihan atau kawan di planet bumi. Bukankah social distancing (jarak sosial) sebagai pemutus rantai penyebaran Korona ini merupakan peringatan bahwa kita perlu sejenak untuk hidup menyendiri, bertafakur merenungkan masa lalu kita yang penuh dengan kehidupan serakah. Sekarang saatnyalah ber-samadi/ber-meditasi, berusaha menenangkan pikiran agar jalan kedepan yang akan kita lalui penuh dengan kasih pada kazanah alam. Mari!