Memang benar kita lahir tidak
meminta, tapi Tuhan telah menciptakan sarana untuk mencapai hidup berkecukupan
di planet bumi. Tidak kurang suatu apa. Di planet ini, manusia tidak sendirian.
Ia ditemani oleh binatang dan tumbuhan. Juga ditemani oleh gejala alam, yaitu panas
sinar matahari, hujan, gaya grafitasi
dan lain lain. Semuanya itu sudah diatur sedemikian rupa, sehingga terciptalah
siklus kehidupan mahluk yang saling bergantungan satu dengan lainnya. Lantas
kenapa masih ada juga manusia yang merasa kesepian? Itu karena dalam jiwa masih
kosong pemahaman tentang kemurahan Tuhan. Manusia cerdas selalu mencari nilai
nilai baru untuk menopang kehidupan spiritualnya. Lantas, apa yang ia perbuat
untuk mengusir sepi itu? Ya, ada yang terima begitu saja apa adanya dan ada pula yang terus mencari dan mencari
keberadaan si pencipta dan kreator alam yang Maha Jenius ini. Pencarian Sang
Kreator alam itu bisa terjadi di dalam kitab kitab suci, didalam rumah rumah
ibadah melalui kepemelukan agama. Ada juga yang secara sadar mengakui keagungan
Tuhan itu melalui semua ciptaanya baik di langit dan di bumi. Pola pendekatan
ini akan menemukan jati diri Tuhan dengan sebuah pertanyaan kenapa alam
diciptakan Tuhan dengan fana atau rusak? Tidakj kekal, tapi penuh dengan
perencanaan yang mengikat “keabadian alam” sampai batas waktu yang ditentukan.
Proses pemahaman dan pencarian sang pencipta alam ini melalui pemahaman alam
jagad ciptaan Tuhan disebut Suluk Jagad. Dengan kata lain, pencarian Tuhan bisa
didekati dengan pembelajaran dan pengkajian eksistensi alam semesta yang Maha Indah ini.
$$$
Tidak ada komentar:
Posting Komentar