Minggu, 07 April 2013

Apa Itu Kejawen?



Apa itu Kejawen ?
Kejawen adalah pandangan hidup orang Jawa, yang menekankan pada ketentraman batin, keselarasan, keseimbangan, sikap menerima terhadap semua peristiwa yang terjadi, sambil menempatkan individu dibawah masyarakat dan alam semesta.

Apa isi Kejawen?
Isi dari Kejawen adalah nilai nilai, etika dan spiritualitas yang terinspirasi dari tradisi Jawa. Masyarakat secara turun temurun mewarisi kekayaan, pengetahuan dan kebudayaan Kejawen ini.
Secara umum masayarakat Jawa diajarkan untuk menjalani hidup dengan mengikuti :
1. Tata urip atau tata hidup yang bermakna dalam kehidupannya, seseorang harus merencanakannya dengan baik agar tercapai apa yang dicita-citakannya.
2. Tata krama yang bermakna seseorang harus memiliki perilaku sopan santun dan unggah ungguh dalam hidup bermasyarakat.
3. Tata laku yang bermakna dalam setiap langkah kehidupannya seseorang harus memperhitungkannya dengan cermat.
Untuk memperoleh hidup yang bahagia dunia akhirat dengan jalan Kejawen, maka seseorang harus mampu memahami jagad gede (alam semesta) dan jagad cilik (diri pribadi). Setelah mampu memahami kedua jagad itu, maka harus mampu pula untuk menyatukannya agar diperoleh  keselarasan hidup. Konsep filosofi ini diwujudkan dalam 5 hal, yaitu :

1. Manunggaling kawula kalawan Gusti (bersatunya manusia dengan Sang Pencipta), yang diwujudkan dalam bentuk melenyapkan egoisme dan ke-akuan sehingga akan tercapai dunia yang sesungguhnya. Berikut 4 jalan mistik atau laku batin yang harus dilalui : 

a. Panekung, artinya semedhi secara khusyuk dan tak tergoda oleh ap
b. Dyana, artinya tekad kuat lahir bathin yang untuk sampai kepada Tuhan. 
c. Sumarah / Sumeleh artinya tidak mengharap apapun kecuali haknya. 
d. Paramita artinya kehidupan lahir batin yang menuju kesempurnaan, yaitu sikap legawa (baik hati), susila (sopan), waspada, tepa slira (rendah hati) dan wicaksana (bijaksana)

2. Memayu hayuning bawana (penciptaan hidup dalam kedamaian di bumi), yang dilakukan untuk memberikan rasa tenteram, tidak tertekan, nyaman dan mengedepankan prinsip kemanusiaan (semua harus dihormati tanpa melihat status dan pangkat derajatnya)

3. Sepi ing pamrih rame ing gawe (giat bekerja bukan karena dilandasi besarnya imbalan)

4. Sangkan paraning dumadi (memahami darimana berasal, dimana ia hidup dan hendak kemana) 

5. Budi luhur (berakhlak mulia)

(Sumber : Ismail Yahya, MA dkk, 2009-18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar