Sabtu, 02 Juni 2012

Apa Itu jagad raya?


Jagad Raya
Bagaimana sih kias menerangkan proses penciptaan jagad raya dari “tidak ada” menjadi “ada” hanya dengan sabda Pangeraniro yaitu kunpayakun, jadilah maka terjadi.

Jagad raya yang nyata dan dapat dirasa panca indera (dilihat dan diraba), misalkan batu dan tanah tidak boleh lepas dari sifat fisika dan kimia benda itu. Batu bisa diubah menjadi tepung batu dengan menggerusnya memakai bahan yang lebih keras, misalkan besi atau baja. Tanah bisa diubah menjadi batu yaitu dengan membakarnya pada suhu tertentu hingga berubah wujud menjadi batu bata yang keras.

Sebuah kamper atau kapur barus yang diletakkan dalam sebuah kotak, maka akan menghilang dalam beberapa bulan melalui proses menyublim (padat menjadi gas). Wujud kamper tidak ada lagi alias tidak kelihatan kerena berubah menjadi bentuk gas. Ini proses fisika namanya. Ini proses dari “ada” menjadi “tidak ada”.

Sebuah ruang kulkas yang kosong (bagian es), setelah melalui proses pembekuan pada suhu tertentu akan menampakkan gumpalan kristal es. Udara yang tak kelihatan berubah menjadi kelihatan (gumpalan es) yang kelihatan. Ini juga proses fisika dari “tidak ada” menjadi “ada”

Jagad raya berasal dari 2 gumpalan gas raksasa yang membeku berbenturan lalu meledak (big bang) hingga menghasilkan serpihan 100.000.000.000 galaxy (1 galaxy terdiri dari kumpulan dari kira kira 3.000.000.000 bintang/matahari dan gas).  Saya meyakini ada benturan karena bentuk galaxy berbeda beda tapi semuanya mengarah pada sesuatu yang berputar), sedangkan para ilmuwan meyakini hanya ada satu gumpalan gas raksasa. Inilah satu satunya teori yang diyakini benar adanya oleh para ilmuwa sampai saat ini..

Seorang ilmuwan fisika modern Albert Einstein berteori bahwa “materi” bisa diubah menjadi “energi”. Disini secara gampang bisa disebutkan bahwa “sebongkah arang” bisa berubah menjadi abu setelah melepaskan “energi panas”.(arang hilang berubah menjadi panas). Bila yang dimaksudkan bahwa kunpayakun adalah proses penciptaan seketika jagad raya dari keadaan “tidak ada/kosong/suwung/tanpa wadah” menjadi “ada/isi”, maka saya tak mampu menerangkan karena ini berarti menyangkut kekuasaan Awoh yang bersifat ghoib/diluar akal nalar. Percaya pada hal ghoib ini merupakan salah satu rukun Iman. Suatu rukun keimanan yang harus diyakini, 
bila ingin menjadi muslim. 

$$$

Tidak ada komentar:

Posting Komentar