Budhiroso percaya adanya alam ruh, yaitu alam yang dihuni manusia setelah mengalami kematian raga atau sebelum lahir ke dunia atau sebelum ada di perut ibu.
Budhiroso mengangggap bahwa hidup adalah proses menjalani "hukuman" didunia dengan dikaruniai "kenikmatan rasa-fungsi indrawi", "akal, nafsu dan perasaan", "anugerah alam seisinya" dan "sebagai wakil Tuhan untuk mengelola alam itu (khalifatullah)".
Darimana kita berasal?
Ini menjadi pertanyaan yang terasa sulit untuk dijawab dan
selalu menjadi perdebatan para ahli filsafat.Budhiroso memiliki pandangan
tersendiri tentang asal usul manusia. Setelah Tuhan menciptakan jagad raya,
maka ia bermaksud mengisi jagad raya itu dengan mahluk yang memiliki 3
tingkatan. Tingkatan pertama adalah manusia, tingkatan kedua adalah hewan dan
tingkatan ketiga adalah tumbuhan. Manusia pertama laki laki adalah Adam yang
tinggal di sorga, lalu Adam diberi pendamping seorang wanita, yaitu Hawa.
Mereka hidup dengan bahagia di sorga, sampai suatu ketika timbul bujuk rayu
Iblis yang berwujud seekor ular. “Hai, Adam makanlah buah khuldi, maka engkau
akan mendapatkan hidup kekal di sorga” rayu Iblis. Hawa tak tahan dengan godaan
ini, maka ia menyuruh Adam memetikkan buah itu lalu mereka berdua memakan buah
yang sebelumnya merupakan buah larangan Allah. “Tinggallah engkau di sorga dan
jangan dekati buah ini (khuldi)” Allah berfirman suatu ketika. Nampakanya bujuk
rayu Iblis lebih mengena ke telinga Adam. Mereka makan buah itu, lalu Allah
murka dan kemudian menghukum Adam dan Hawa dengan “membuang” mereka ke dunia
(bumi) hingga sampai suatu saat yang ditentukan (kiamat). Allah menciptakan
matahari untuk menamani Adam dan Hawa disiang
hari sedang bila malam mereka akan ditemani oleh rembulan.
Bagaimana menerangkan kisah pembuangan ini?
Sebelumnya Allah telah menciptakan terlebih dulu tumbuhan
dan binatang. Pada saat diusir dari sorga, Adam dan Hawa - diikuti Iblis- diturunkan ke dunia (bumi). Allah meniupkan Roh
Adam dan Hawa pada janin Pithecantropus Erectus (monyet yang berdiri tegak) yang berada di wilayah Wadi Al Shatii - Libya (Wadi adalah wilayah dengan sumber mata air purba - lihat gambar dengan lingkaran merah),
lalu janin itu membesar dan lahirlah seorang "anak manusia" yang kelak setelah besar
merasa malu dalam kondisi telanjang lalu menutupi alat kelaminnya dengan dedaunan dan kulit kayu, penutupan ini juga untuk menlindungi organ vital itu. Hanya
Adam dan Hawa yang memiliki rasa malu, sementara inangnya tidak, oleh karena
itu dalam perkembangannya Adam dan Hawa berevolusi menjadi manusia yang lebing
tinggi tingkatannya dari monyet. Adam
dan Hawa memiliki 3 anak, dua laki (Habil dan Kabil) dan 1 anak
perempuan (Siti Romlah) . Pada saat menjelang dewasa, Habil dan Kabil berebut adiknya, Siti Romlah untuk dikawini. Atas kebijaksanaan sang ayah, Adam, maka Habil berhak mendapatkan Siti Romlah, dengan persembahan sebuah domba ke pada ALLAH, tapi Kabil berhasil membunuh Habi dan merebut Siti Romlah. Dari perkawinan ini menghasilkan 13 keturunan, yang akhirnya menjadi cikal bakal bangsa bangsa di muka bumi, maka beranak pinaklah Adam
dan Hawa di bumi hingga sekarang. Jadi keberadaan kita di dunia ini karena
leluhur kita Bapa Adam dan Ibu Hawa telah melanggar larangan. Itu berarti
leluhur kita itu telah melakukan perbuatan dosa. Lalu keturunan Adam dan Hawa menebus dosanya dengan tinggal di planet bumi, sampai waktu yang ditentukan (kiamat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar