- 1. Guru, mengapa harus ada “Kehidupan” di dunia ini?
-
Karena adanya “Kehendak” dari Tuhan Yang Maha Kuasa,
untuk menghukum atau menguji Bapa Adam dan Ibu Siti Hawa serta keturunannya di
bumi, karena telah melanggar larangan Tuhan saat hidup di sorga, padahal Tuhan
sudah memperingatkan akan larangan itu serta akibatnya (makan buah Khuldi)
.
- Guru, mengapa harus ada “Kematian” di dunia ini?
-
Karena adanya “Ketetapan” dari Tuhan Yang Maha
Bijaksana, bahwa setiap yang hidup di dunia ini akan merasakan mati, bila waktu
yang ditetapkan sudah berakhir atau tiba saat ajalnya. Dan apa apa yang ada
didunia ini adalah fana/rusak atau tidak kekal tapi hanya sementara waktu.
- Guru, bila Kami akan kembali kepada Tuhan, jadi apa fungsi dunia ini sebenarnya?
-
Sebenarnya dunia ini diciptakan agar kamu dapat
berusaha untuk hidup didalamnya selama masa “hukuman” belum berakhir (baca:
kematian atau kiamat). Selama masa itu belum datang, maka manusia ditunjuk
sebagai Kalifatullah atau wakil Allah di dunia. Oleh sebab itu jangan menciptakan
kerusakan di muka bumi, sebab bumi adalah bekal bagi si kepompong selama sekian
waktu untuk bertapa/menguji diri dari godaan nafsu dunia agar bisa berubah dari
ulat yang menjijikkan menjadi kupu kupu yang indah, sehingga layak untuk
kembali “hidup” disisi Tuhan (baca: sorga).
- Guru, bagaimana sesungguhnya proses kematian itu?
-
Manusia hidup memiliki roh yang menghidupkan. Roh ini
ditiupkan oleh Tuhan pada saat janin berusia kira kira 3 bulan. Lalu bila saat
kematian tiba dan kematian itu dalam peraduan / pembaringan/tempat tidur, maka
roh itu bagaikan seutas benang yang panjangnya mulai dari unjung jari kaki
hingga kepala. Roh akan dicabut perlahan. Roh akan susah dijabut atau amat
menyakitkan bila engkau tak merasa ikhlas untuk meninggalkan dunia ini (diibartkan
seperti mencabut kain sutera dari duri). Bila saat dijabut rohmu, maka sudah
kau lepaskan semua atribut keduniaan dan tak berpikir apa apa lagi tentang
keduniaan, kau ikhlas untuk meninggalkan dunia ini dan ingin cepat kembali ke
haribaan Tuhan, maka roh akan dicabut dengan mudah dan tidak menyakitkan (
diibaratkan seperti tercabutnya seutas rambut dari tepung).
5.
Guru, bagaimana kalau kematiannya tak wajar seperti
bunuh diri atau mati dalam kecelakaan ?
-
Roh akan “menggumpal” seperti segumpal darah dan roh
akan terus berada di tempat dimana saat kematian tak wajar terjadi (di jalanan,
di dalam kamar, di dalam sungai dll). Selama belum ada “prosesi pensucian”,
maka roh tak dapat masuk ke “alam kubur”, ia masih berada di “alam dunia”
sebagai arwah/roh penasaran. Roh ini akan mengganggu orang yang lewat atau
sanak sadulur untuk minta pertolongan agar diproses “prosesi pensucian”nya.
Orang bilang jadi “hantu pocong”.
6.
Guru, bagaimana cara “prosesi pensucian roh”?
-
Semua agama memiliki cara tersendiri untuk ini, khusus
untuk yang beragama Islam, maka perlu diadakan “pembacaan Surah Yasin dan
Tahlil”, baik oleh keluarga sendiri atau mendatangkan jamaah Islam ke rumah.
Prosesi ini merupakan permintaan keluarga agar dibukakan pintu kubur.
7.
Guru, lantas kemana roh saya itu setelah lepas dari
badan?
- Setelah lepas dari badan,
maka roh akan memasuki “alam kubur” meninggalkan
“alam dunia”. Di “alam kubur”
roh akan dipertemukan dengan sanak sadulur sampai
tibanya “hari pengadilan atau
hari perhitungan”. Apakah roh sudah menjadi “kupu
yang” indah atau belum. Bila
belum, maka roh akan dinyatakan gagal selama masa
“bertapa” didunia dan akan
mendapatkan balasan hukuman yang setimpal karena
sebab kegagalannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar