Kamis, 04 Agustus 2011

Apa Itu Barikan?

Barikan adalah makan bersama yang dilakukan ditempat terbuka, biasanya di halaman. Dalam acara Barikan, tumpeng dibagi dalam wadah daun pisang lalu makan bersama sama. Barikan bertujuan untuk merukunkan, mengakrabkan, membina perasaan bersatu/guyub dalam kelompok. Barikan bisa juga berfungsi untuk mendamaikan kelompok yang bertikai.
Berkumpul bersama sudah menjadi perilaku manusia. Ketika merasa bahwa sepi itu adalah neraka. Siapa yang butuh kesepian? Tak banyak orang yang butuh kesepian, kecuali bagi mereka yang sedang tafakkur dalam pencarian, baik mencari sepi untuk menemukan solusi atau mencari sepi untuk menghindari stress dan kejenuhan, karena keramaian dipandang sudah terlalu membisingkan. Kebersamaan bisa dilarutkan bersama sembari bernyanyi, makan-makan atau sekedar mengumbar obrolan. Berkumpul bersama sembari makan disebut barikan. Itu upacara sakral, Bung! Bisa dilakukan untuk merukunkan kabilah yang sedang bertikai atau mencari solusi untuk mengatasi masalah – juga merupakan tindakan rasa bersyukur sembari memperingati hari yang dihormati, atau hari hari penting. Dengan barikan semua individu akan larut dalam satu rasa, baik rasa dilidah oleh sajian masakan, hidangan itu atau rasa bersatu atas kehadirannya disitu. Sesibuk apa sih barikan itu? ya yentu akan menciptakan kesibukan. Ibu-ibu akan menyiapkan masakan untuk makan besar, para bapak akan meyiapkan alas-tikar untuk beratu dalam lingkaran memanjang, yang bisa saja memakan ruas jalan atau sebidang luasan di halaman. Do’a-pun dipanjatkan oleh sesepuh desa atau kelompok, lalu tudung makanan beraeka warna dibuka, dan mulailah menyantap hidangan itu dengan kidmat dan penuh selera. Setelah tandas habis, maka hajatpun terhelat sudah. Rasa guyub dan ayom-ayem akan melingkupi setiap peserta yang hadir. Selamat barikan-selamat makan-makan. Teruslah bersatu, tolaklah untuk diadu. Selamat!  
$$$

1 komentar:

  1. Seserepan bab barikan menika sae sanget. Estunipun kathah ingkang nindakaken namung tembungipun...slametan, wilujengan, dhahar kembul, lan sakpiturutipun...nuwun, Yangkung.

    BalasHapus