Kemunculanya
di ufuk timur, pagi hari terjadi setiap hari.
Selama bumi
masih berputar, memujanya.
Disambut
oleh riuhnya kicaun burung kutilang, yang baru bangun dari peraduannya.
Panasnya
yang membakar, ditunggu oleh semua mahluk planet bumi.
Dan disambut
gembira oleh binatang malam, sebab saat itulah yang tepat untuk waktu tidurnya.
Cahayanya
yang menerangi, mejadi sumber kehidupan.
Untuk tumbuh
dan mengusir dingin.
Untuk
bernafas dan hidup.
Untuk
menerangi dan sumber energi terbarukan –gratis.
Tak
terhitung jumlah srengenge di jagad raya yang maha luas ini.
Matahari
kita, salah satunya.
Dan bisa
hilang menjadi kabut nebula, bila telah meledak dimasa akhir usianya.
Srengenge
pernah dipertuhankan oleh manusia, termasuk nabi Ibrahim.
Sayang
sekali masih kurang dimanfatkan panasnya.
Sekaranglah
saatnya beralih dari energy fosil, yang mencemarkan udara itu.
Energi panas
srengenge bisa diubah menjadi energi yang tersimpan dalam baterai.