Sayangnya
luput dari amatan detail-perhatian kita.
Tubuh candi
yang kokoh sarat menyimpan pesan, kesan dan makna.
Lihatlah
lapuknya tak termakan oleh rayap, tapi oleh waktu dan tangan jahil manusia.
Dibuat
disain oleh para ahli bangunan pada jamannya.
Strukturnya
yang ciamik, simple dan membukit membuat onggokan
yang eksotis itu terserak
ditempat tempat sepi.
Apakah tidak kesepian kau, wahai candi?
Jarang atau bahkan tak ada candi
di dalam kota, tapi biasanya nyempil disudut wilayah.
Dulu mungkin
banyak candi di tengah kota, tapi kini telah musnah karena tergusur bengisnya jaman.
Coba berikan
sejenak perhatian kita. Sanggup dan bersediakah sampeyan?
Pada dinding
candi, terlihat urat candi, berupa gambar ornament yang biasanya terpahat
–menempel kuat, tapi sekarang sudah buram karena terkikis oleh cuaca dan waktu.
Gambar
mosaik itu bisa berisi pesan moral atau kisah kisah yang dialami oleh sang
empunya candi pada jamannya. Bisa peristiwa ditataran lingkungan kerajaan atau
rakyat jelata. Biasanya cerita berasal dari kisah pewayangan dan ritual
keagamaan. Sering terpahat gambar orang, binatang dan tumbuhan. Kadang terdapat
pula gambar media transportasi dan peralatan-perkakas pada jaman itu, misalkan perahu dan garu (alat cangkul).
Sampeyan
yang berusaha memindahkan gambar pahatan urat candi itu ke media computer atau
mencoba me-rekonstruksi-nya diatas kertas –lalu menghimpunnya dalam bentuk
buku. Semoga berhasil!
Selamatkanlah
mosaik kuno warisan leluhur kita itu. Agar tidak musnah terkubur jaman. Semoga
sampeyan beruntung dan diberkahi oleh roh leluhur sebagai penghormatan atas
usaha mulia ini.
Yakinlah
bahwa karya-usaha ini termasuk ibadah atau laku suci. Maturnuwun.
Ornamen pada batu nisan
jaman Kuno
Relief kapal layar
yang terpahat pada dinding candi
Borobudur berusia lebih dari 1200 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar