Minggu, 31 Mei 2020

Pitutur Agung #1 (Apa itu Pohon Gimbal?)


"Tanamlah pohon, agar langit tidak runtuh"

Pohon Gimbal

Beri perhatian pada Pohon Gimbal itu.
Ia hidup dan menghidupi.

Hidup karena telah menghasilkan buah, 
yang menghidupi burung kutilang dan kelelawar bila lapar.

Ia menjadi tempat istirah bagi burung yang kehujanan dan kecapekan karena harus hidup dengan terbang yang melelahkan.

Lihatlah dengan seksama, ia memiliki kalung akar yang meng-gimbal -menghisap zat hara dari dalam tanah dan oksigen di udara. 
Akar itu kuat dan berotot bak otot binaragawan
,menopang berat tubuhnya yang gendut,  kira kira 2 ton.
Juga kuat tegak berdiri dari tiupan angin yang nakal di musim penghujan.
Disaat menjelang musim kemarau tiba, atau pada saat-saat tertentu,
Pohon Gimbal akan menggugurkan daun-nya agar tidak kehausan, 
hingga tampak kerangka meranggas seperti pohon mati. 
Pintar bukan? benarlah pohon juga memiliki kepandaian alam dan 'roh'. 
Jadi bila menebang pohon harap ucapkan bismillah atau haleiloya puji Tuhan dahulu sebelum membabatnya dengan kejam. Bila pohon hilang dari dunia kepada siapa hewan-hewan akan berharap untuk menopang kehidupannya.
Buahnya yang sebesar kelereng mengkilat bak mutiara coklat
Bunganya yang mungil sebesar lidi berbentuk kuning gading kehijauan, bila rontok.
Getahnya keras-masif berkilap kaca bak berlian. 
Daun yang berguguran berwarna kuning emas.
Kala rontok bersama, sungguh eksotis seperti hujan emas.

Dengan cara membuat dirinya berkalung akar yang berserabut coklat gimbal.

Ia berdiri kokoh sejak 200 tahun yang lalu 
dan pulau Jawa beruntung memiliki pohon langka ini.
Tiada yang berani mengusiknya, 
sebab ia tumbuh menaungi-teduh makam rakyat Kebraon.

Pohon Gimbal adalah "pohon pilihan" aliran kebathinan Budhiroso (Paguyuban Budhiroso Sejati).
Terletak di area makam Islam Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya. 
Konon Pohon ini merupakan pohon terbesar dipulau Jawa dan tinggal satu satunya. Sebenarnya Guru Agung bermaksud meng-keramat-kan pohon ini, tapi tiba tiba pohon ini tumbang salah satu batang raksasanya. Pohon ini rupanya menolak untuk dikeramatkan.
Cara mencapainya untuk berfoto-ria :
-          Naik angkot Lin G, jurusan Joyoboyo – Sepanjang, turun di gang Kebraon Tegal. Masuk menuju lokasi makam Kebraon  kurang lebih 150 meter dengan berjalan kaki. Jangan lupa melempar koin Rp 1000 (seribu rupiah sebagai ongkos foto)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar