Selasa, 21 Mei 2013

Falsafah Kepompong, Apa Itu?


"Dunia itu fana atau rusak, ia tidak kekal abadi. Dunia pada waktunya akan hancur lebur karena bencana besar tsunami, gunung meletus, gempa bumi dll). Kalau begitu apa artinya hidup manusia didunia yang sementara ini? tak lain adalah masa manusia hidup didunia diibaratkan seperti masa kepompong dalam siklus hidup kupu kupu. Bila selama hidup didunia manusia berhasil mengalahkan hawa nafsu, maka ia akan lahir sebagai kupu kupu yang indah dan kelak akan mendapat balasan yang setimpal disisi Allah berupa kenikmatan abadi setelah kematiannya, tapi bila gagal maka tinggalllah ia dalam alam kegelapan di alam akhirat. Inilah yang disebut falsafah kepompong manusia tatkala hidup didunia" 

Dimanakah puncak kreasi-putih manusia? Tentu saat ia berada dalam kondisi terbaiknya untuk berkarsa-cipta. Adakah kreasi yang paling hitam itu? Tentu ada, ia merupakan keadaan dimana letak kegelapan melingkupi rohnya. Manusia bukanlah malaikat, yang senantiasa suci dari noda dan salah. Manusia memiliki noktah hitam, yang bisa membesar apabila intensitasnya berpendar saat saat terkuatnya. Nafsu dan emosi yang dianugerahkan Tuhan, harus dikendalikan, kalau tidak, ia akan menjadi penuntun jalan kegelapan dan kekeliruan-ketersesatan. Manusia perlu tahapan proses penyadaran, yang sedikit demi sedikit dapat membimbingnya menuju jalan terang. Manusia tidak hidup sendirian di muka bumi, bersama milyaran manusia lain, ia bertanggung-jawab dalam upaya penciptaan hidup damai-aman, bila keselamatan yang ingin ia capai. Jalan yang ditempuh, tentu tidak selalu mulus, kadang terjal dan memiriskan. Saat itu manusia dituntut sebagai pengambil sikap benar, kalau tidak maka ia hanya akan menjadi duri bagi sesama. Dan itu disebut pendosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar