Ki Ageng Salam
Kebetulan kita ketemu di postingan ini. Begini ceritanya!
Aku sering mendapat cerita dari teman, bahwa pada saat menjelang ajalnya ada
seseorang yang melotot matanya sambil meludah-ludah ke orang orang yang
menjenguknya. Ini artinya apa? Artinya adalah bahwa si calon mati belum siap
menghadapi ajal, bisa jadi masih ada yang diberatinya/digandolinya didunia,
sebab belum kesampaian cita-citanya. Si calon mati, masih berat meninggalkan
dunia yang fana ini. Oleh karena itu, saya mendirikan
Aliran Kebatinan Budhiroso, yang salah satu tujuannya adalah “membuat para pengikut aliran ini
akan rela pasrah mati bila sudah saatnya atau tiba ajal, ditimbali/dipanggil
sewaktu-waktu oleh Tuhan Yang Maha Esa alias Gusti Kang Akaryo Jagad. Ini
disebut matisuci, karena berserah diri pada kehendak Allah. Saya memberi
pilihan pada sampeyan untuk mengerjakan sholat atau meditasi saja (saya pilih
dua-duanya). Ya meditasi ya sholat, kenapa? Sebab sholat itu meditasinya orang
Islam dan semedi/meditasi adalah sholatnya orang penganut Kejawen (agama
lokal). Saya ingin agar setiap manusia Jawa khususnya, akan matisuci seperti
saat dilahirkan pertama kali oleh sang ibu didunia ini. Disamping itu saya akan
membuktikan bahwa Kejawen dan Islam bisa berjalan beriringan, sebab dua-duanya
bergerak didunia spiritual. Dengan menulis blog ini, tujuannya adalah
agar saya bisa mendapat tinggalan/jejak
spiritual bila sewaktu-waktu saya dipanggil Gusti Allah (mati). Tulisan dalam
blog ini terus saya berikan sewaktu-waktu bila ada hal/peristiwa yang penting
terjadi di masyarakat. Saya tergerak hati untuk mengomentari dan berusaha
memberikan solusi tentang masalah itu, kecuali masalah politik. Menyangkut nama
Islam saya, Ahmad Nur Syifa Al-Kedurusi dan nama sebutan spiritual Ki Ageng Salam, aku
gabungkan dalam blog ini agar supaya terjadi 4 hal dalam kalangan masyarakat
Jawa, yaitu:
1. Aku ingin menjadi Juru Damai antara Trah Majapahit dan
Trah Pajajaran, yang berselisih selama 600 tahun, sejak gugurnya Raja Sunda
Galuh, Prabu Lingga Buana dan Putrinya, Diah Pitaloka Citraresmi serta
pengawalnya dalam perang Bubat.
2. Aku ingin menjadi Juru Damai antara Tahta Majapahit dan
para pembalelo/pemberontak tahta kerajaan Majapahit yang gugur dalam usaha menegakkan sikap pendiriannya atau keputusannya/kemauannya.
3. Aku ingin menjadi Juru Damai atas sentimen perang antara trah tahta kerajaan Islam Demak dan trah tahta Hindu-Budha Kerajaan
Majapahit.
4. Aku ingin menjadi Juru Damai pada para pengikut Sunan
Kalijogo dan pengikut Syekh Siti Jenar, yang lagi berperang sejak 500 tahun yang lalu.
SILSILAH KETURUNAN
$$$
Tidak ada komentar:
Posting Komentar