Sabtu, 06 Desember 2014

Oh, Wangsit...!



Wangsit adalah 
pesan khusus yang datangnya langsung dari Malaikat Jibril (bukan dari Allah, karena dengan sabda Allah |"Kun Fayakun" (-Jadilah, maka terjadi- itu sudah merupakan satu paket, yaitu "penciptaan mahluk dan sekaligus proses berakhirnya", jadi Allah tak bekerja lagi), yang merupakan utusan Tuhan Semesta Alam, yang berupa penampakan sesuatu pertanda,baik datangnya dari alam nyata atau mimpi/ghoib. 


Mengapa pesan wangsit itu datang?
Mungkin karena kita telah terpilih karena selalu "eling".
Untuk menyampaikan sedikit catatan dalam menjalani laku hidup,
Suasana lingkungan yang kotor-bathin, menjenuhkan manusia,
saat banyak masalah dan pikiran.
Mungkin karena kita tak bosan meminta solusi?
Sebab kita tak berdaya-milik pada kekuatan politik untuk mengubah,
apa yang tidak kita suka dan ingin membuang pembuat ketidak-nyamanan hidup.
Lantas kita merengek-rajuk pada Roh Suci,
yang bertahta di singgasana arsy, langit ke tujuh.Bagaimana ia datang?
Tapi sampeyan kudu bisa membacanya.
Lho. Kalau tidak, maka wangsit akan diberikan pada orang lain,
yang- mungkin persis menjalani pemikiran yang sama,
saat menjalani peristiwa kejadian pada tatanan sosial berujung sengsara,
bila wangsit itu tak diberikan.
Berat lho, suasana jiwa saat menerima wangsit itu.
Kenapa?, Itu hal yang tidak biasa, bung!
Tidak dalam kondisi kesadaran normal. Ini yang susah.
Jangan jangan kita berfikir diri kita ini,
 dalam suasana terselimuti halusinasi atau gila kerena beban kehidupan.
Wangsit datang dalam suasana ghoib?
Ya, betul. Ghoib yang diluar nalar itu,
bisa membuat kita bertanya tanya tak berkesudahan.
Kok bisa? Kita sering mengalami keghoiban kecil, bukan?
lihatlah seorang bayi yang selamat dari ajal,
saat tertimbun ber-ton ton gempalan dinding gedung karena roboh-gempa,
kita pernah lihat sebuah surau selamat tegak berdiri dari luapan tsunami,
kita pernah luput dari kecelakaan pesawat terbang,
karena tiba tiba membatalkan keberangkatan dengan pesawat naas itu?
Ya, itu keghoiban, keanehan karena di luar nalar.
Biarlah orang bilang, itu peristiwa kebetulan.
Toh, suasana itu membuat sedikit perasaan kita,
merasa nyaman karena terselamatkan. Apakah mata bisa menipu?
Tidak bisa. Peristiwa sulap itu peristiwa benar,
artinya telur itu tidak hilang, tapi terselimurkan dari pandangan kita,
baik karena dipindah-tangankan atau tertutupi tabir,
yang lepas dari pengamatan kita.
Hanya saja tangkapan dua-mata diperdayai,
tak secepat gerakan tangan. Dan itu keahlian-kelatihan,
bukan ke-ghoiban. Wangsit itu datangnya berkali kali.
Pertama, kita merasa aneh dan berpikir, apa itu? apa ini? Mengapa?.
Lalu saat kita lelah-capek memikirkannya, maka wangsit itu datang lagi dan mengingatkan lagi bahwa kita telah berhasil meminta petunjuk,
pada Roh Suci, roh Tuhan yang berkuasa atas jagad raya.
Untuk diberi jalan dan solusi atas dedungo kita pada malam malam dingin yang sepi
&&&

Tidak ada komentar:

Posting Komentar