Selasa, 29 Juni 2021

Negeri Atas Air


Ini kuasa Tuhan. Kita dilahirklan di negeri atas air. Dimana 66% luas wilayahnya adalah air. Selayaknya budaya air perlu kita ajarkan pada anak cucu, semisal kepintaran berenang dan pembuatan perahu/kapal. Kita patut bangga pada para leluhur kita, yang merupakan ‘nenek moyangku orang pelaut’. Air mempersatukan wilayah pulau pulau kita yang ribuan jumlahnya. Masih ingatkah kita akan jargon geopolitik kita yaitu - Indonesia sebagai poros maritim dunia? Kita boleh berharap melalui semangat kejayaan maritim di masa lalu, kesejahteraan rakyat akan manis tercapai. Lantas apa harapan kita agar kejayaan maritime kita akan terwujud. Pertama, tempat bergantung kita adalah profesi nelayan dan pedagang antar pulau. Segera sarana dan prasarana tata kelola kelautan kita bisa dijangkau oleh nelayan kita yang masih dikuasai oleh para nelayan tradisional. Kedua, sudah sepatutnya kita harus mampu berswadaya pembuatan kapal dalam negeri yang murah, tapi kuat. Ketiga, laut sebagai asset perairan harus dimanfaatkan sebaik baiknya, agar kandungan potensi kelautan semisal ikan, tidak mati tua, karena tak dipanen. Dan keempat, yang tak kalah pentingnya adalah untuk menyadari bahaya air, maka perlu diedukasi pada para nelayan dan para penumpang kapal kita, agar patut waspada pada potensi gelombang laut yang dapat menimbulkan bencana, kelalaian karena sarat penumpang atau kapal rusak karena sudah tua. Ini penting, sebab banyak kejadian kecelakaan atas air yang timbul karena tak menyadari potensi bahaya air yang melimpah ini.

                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar