Kamis, 10 September 2015

Jalan Tunggal Menuju Urat Tuhan


Dalam wujud kesempurnaan fisik dengan dua sinkronisasi anggota bagian tubuh yang membelah, yaitu mata menerawang pemandangan alam, lubang hidung tempat keluar masuk penghisap-pompa oksigen, telinga menangkap sinyal getaran suara, tangan kanan kiri terjuntai sama panjang, kaki berjalan silih berganti, meniti jalanan. Semuanya sudah dalam saji kesempurnaan. Jari tangan kaki kita, tidak tumbuh kembar, tapi berbeda bentuk dan fungsinya. Alat pencengkeram itu  dapat dikontrol untuk menimbulkan gerak jari terkembang-remas, yang terkoordinasi tanpa cela. Demikian pula dua bentukan sebangun yang bersebelahan anggota tubuh kita itu, menopang keseimbangan kiri-kanan, dalam keserasian fungsi dan organomic. Kita sebagai Homo Sapien, si manusia berpengetahuan, cerdas dan bijak telah tumbuh melalui evolusi yang "mengherankan" dengan memiliki organ tubuh pengecap rasa, yaitu lidah. Dengan alat kontrol rasa ini, maka kita berhak menolak asupan makanan, yang tak berasa, sesuai dengan selera kita. Juga berkesempatan untuk memanjakan lidah semau kita, asal kita suka. Sementara ditempat aman tersembunyi, kita memiliki organ seks untuk difungsikan sebagai alat perkelaminan dan penyaji kenikmatan bila sudah dianggap remaja-dewasa .Sebagai organ tunggal, yang berfungsi untuk menangguk nikmat ragawi secara orgasme seksual atau berfungsi sebagai alat reproduksi, tentu harus kita fungsikan secara terkontrol dan bertanggung jawab. Ini kesempatan ragawi, kala tubuh kita masih berfungsi secara normal. Tidak ada jalan lain yang lebih normal daripada meladeni keinginan purba dari alat pengecap lidah dan genitalia. Awas, bila tak terkontrol dan tak berhati hati, maka daya dukung pipa kapiler darah tak mampu menampung luapan sumbatan kolesterol, yang akan membawa risiko letal dan terpecahnya kulit kelamin terkena penyakit menular, makanya janganlah difungsikan secara serampangan. Ayo manjakan ulah rasa kita, cecap semua nikmat duniawi, selagi nafas masih bersemayam didada. Rahayu!