Senin, 30 April 2012

Apa Itu Tegowangi?

 

Tegowangi adalah nama candi tempat pusat persamadhian Aliran Kebatinan BUDHIROSO, yang berfungsi sebagai tempat pembersihan diri dari segala sifat buruk dan tercela. Setelah melakukan laku samadhi dan persembahan di candi ini (membakar dupa, berdoa dan menabur bunga setaman/mawar melati, hormat keris pusaka), maka para penganut sudah dianggap melakukan sowan besar ke hadapan ngarso dalem ingkang sinuhun Gusti Raden Larang atau Rajasawardhana, ipar Raja Hayamwuruk, Raja Majapahit atau disebut juga Bre Matahun yang wafat pada tahun 1388 M dan didarmakan (sebagai penghargaan) di candi ini pada upacara srada 12 tahun kemudian, yaitu tahun 1400 M.

Candi Tegowangi

Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M dimasa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.

Bentuk 

Secara umum candi ini berdenah bujursangkar menghadap ke barat dengan memiliki ukuran 11,2 x 11,2 meter dan tinggi 4,35 m. Pondasinya terbuat dari bata sedangkan batu kaki dan sebagian tubuh yang masih tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panel tegak yang dihiasi raksasa (gana) duduk jongkok; kedua tangan diangkat ketas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat tonjolan - tonjolan berukir melingkari candi di atas tonjolan terdapat sisi genta yang berhias.

Pada bagian tubuh candi di tengah-tengah pada setiap sisinya terdapat pilar polos yang menghubungkan badan dan kaki candi. Pilar-pilar itu tampak belum selesai dikerjakan. Di sekeliling tubuh candi dihiasi relief cerita Sudamala yang berjumlah 14 panil yaitu 3 panil di sisi utara, 8 panil di sisi barat dan 3 panil sisi selatan. Cerita ini berisi tentang pengruatan (pensucian) Dewi Durga dalam bentuk jelek dan jahat menjadi Dewi Uma dalam bentuk baik yang dilakukan oleh Sadewa, tokoh bungsu dalam cerita Pandawa. Sedangkan pada bilik tubuh candi terdapat Yoni dengan cerat (pancuran) berbentuk naga.
Dihalaman candi terdapat beberapa arca yaitu Parwati,  Ardhenari, Garuda berbadan manusia dan sisa candi di sudut tenggara. Berdasarkan arca-arca yang ditemukan dan adanya Yoni dibilik candi maka candi ini berlatar belakang agama Hindu (sumber : wikipedia).

Sketsa Relief Candi Tegowangi (Youtube)

Candi Tegowangi menepati sebuah areal yang cukup luas dan terbuka. Areal wisata arkeologi ini juga terawat dengan baik, tidak terlihat sampah bertebaran kecuali daun-daun kering pepohonan dalam jumlah yang juga tidak terlalu banyak. Didekat gerbang masuk anda akan menjumpai sebuah peternakan lebah milik penduduk setempat yang bisa dijadikan nilai tambah tersendiri saat berkunjung.

$$$

 

Rabu, 25 April 2012

Apa itu Orion?


Orion adalah sekumpulan bintang yang membentuk formasi, yang dilukiskan oleh para astronom barat sebagai Sang Pemburu (yunani). Rasi ini disebut oleh orang Jawa sebagai Lintang Waluku (bajak). Budhiroso memilih rasi ini sebagai rasi para komunitas, sebagai penganut kejawen budhiroso mengejawantahkan diri pada Rasi Orion, sebagai rasi sang penakluk alam besar (jagad raya dan alam kecil (manusia). Kaum petani bilang "Bajaklah tanah selagi berair"

Pada musim penghujan/musim tanam padi, keluarlah malam hari sekitar jam 8 malam, 
diarah barat hingga atas kepala kita pada bulan Desember-Januari-Pebruari-Maret

-Cari dan amati koloni bintang ini-

Bila langit cerah tanpa mendung, saat malam hari tengadahkan kepalamu ke atas, niscaya disana terdapat ribuan titik-titik biru, ada yang remang, gelap dan terang. Tetaburan bintang itu sejak langit diciptakan Tuhan pada hari ke-4, selalu menampakkan diri dalam suasana mistis-mencekam. Pijaran yang terkilau indah tak terperikan itu, senantiasa menemani malam-malam kita, agar kita kerasan tinggal di bumi? Atau kilauan itu mengusik kita untuk ingin lebih dekat dengannya? Lantas keingin-tahuan kita itu kita abadikan dengan berbagai penamaan konstelasi (grup)-rangkaian. Ada ursa mayor dan minor, ada alpha-centaury, Taurus, Libra dana lain lainnya, itu kita namakan rasi atau kelompok bintang. Semuanya kita gagas-cipta agar selalu dapat kita ingat-pelajari dengan mudah. Kita yang dalam posisi super-mini di muka bumi, lantas memposisikan mereka sebagai acuan untuk memulai siklus kehidupan. Rasi bintang Orion atau Waluku, penampakannya yang dominan telah digunakan oleh suku Jawa untuk memulai membajak sawah atau bercocok tanam. Rasi bintang Libra (artinya seimbang)  dengan lambang neraca/timbangan, digunakan untuk menebak-ramal sifat jabang bayi yang lahir dalam kisaran hari 23 September – 23 Oktober, demikian juga dengan 11 rasi yang lain. Konon, manusia Yunani percaya bahwa interaksi energi yang terpancarkan dari rasi-rasi itu pada kisaran hari tertentu akan mempengaruhi sifat anak manusia yang lahir, lantas orang menyebutnya sebagai disiplin ilmu astrologi. Percaya tau tidak, itu berpulang kepada pribadi anda, tapi setidaknya kita ada sedikit perhatian pada anak kita dengan ingin mengetahui sifat-wataknya, minimal sebagai bekal untuk mempelajari sifat anak, sebelum kita tahu watak sebenarnya, dari sikap-gaul yang diperlihatkan berulangkali, bukan? Mari, tengadahlah ke langit di malam hari yang terang, indah bukan!  
$$$

Senin, 23 April 2012

Apa Itu Ali Ali?

Ali ali adalah cincin mustika/batu aji yang telah mengalami pengasahaan/diasah sehingga nampak urat/mosaik batunya. Budhiroso percaya bahwa pria dan wanita yang memakai ali ali yang sesuai dengan gelombang hangat suhu tubuhnya atau tanggal lahirnya atau horoskopnya akan membawa manfaat berupa aura positip berupa kecantikan dan ketampanan.


Kegairahan untuk mematut diri bisa datang kapan saja, terutama kalau kita sedang berinteraksi dengan sasama secara intens, tiap hari. Kalau kita hidup menyendiri, tak perlulah upaya untuk mematut diri itu, toh tak ada yang melihat-perhatikan, bukan. Tapi bukankah kita ini mahluk sosial, yang butuh identitas pribadi, tekstur pribadi untuk selalu diingat dan dikenang amalan kebaikannya, bukan? ya, itu bisa terjadi kalau kita selalu membutuhan teman. Siapa jati diri kita? Ini bisa diumpamakan seperti pepatah “ajining diri soko ing ageman” (harga diri bisa dilihat dari apa yang dipakai). Kalau pakaian kita lusuh dan kotor, maka jangan heran kalau massa akan men-cap kita dengan merk “setengah gila” atau “orang susah”, kalau kita suka bebersih diri, maka kita akan dibilang “orang gaul”. Dalam hidup gaul dengan lingkungan, maka akan terjadi saling interaksi dan terjadi pemetaan diri. Utamakan bersikap dengan tutur kata yang lembut dan tidak kasar. Lantas dimana letak posisioning kita dengan asesoris yang kita pakai? Kalau pakai perhiasan mahal, maka kita dicap sebagai pribadi yang kaya dan bisa juga pamer-person, maka jangan terkejut bila banyak proposal sumbangan akan mengalir ke meja-kerja kita, maka dari itu pilih- pilihlah perhiasan apa yang cocok dipakai dalam lingkup gaul yang kita geluti. Jangan sampai salah cap atau persepsi tentang diri kita. Itu akan menentukan sikap mereka pada kita. Kalau kita tampilkan diri kita secara “kosongan”, maka kita akan dicap sebagai pribadi yang sederhana atau miskin. Tentu semuanya akan berpulang pada kita, sebab respon yang timbul senantiasa akan memposisikan kita. Siapa diri kita? Kita toh tidak sedang menyamar bukan? jadi usahakan jangan tampil “kosongan” alias tak memakai asesoris apapun, pakailah cincin, gelang, jam tangan atau giwang, kalau kita ingin mendapatkan respon massa, tentang siapa diri kita. Tak perlu yang mahal, tapi cukuplah untuk dikenang bahwa si Badu dengan cincin blue-shapir-nya, sesungguhnya pribadi yang hangat-menyenangkan dan siap untuk diajak berteman dan gaul.